Kisah saya saat pertama selesai kuliah
Setelah selesai kuliah saya bertekat mencari pekerjaan sendiri, namun karena saya tidak memiliki uang sepeserpun di tangan jadi saya masih menetap di rumah menunggu sampai papa saya memberikan saya uang, namun tanpa saya sadari ibu saya memperhatikan saya di pikirnya saya tidak mencoba untuk mencari pekerjaan, sehingga ibu saya tidak tahan melihat saya di rumah dia mencoba membawa saya di sekolah untuk menjadi honorer, memang saya juga mempunyai niat untuk menjadi honorer tapi tidak di kampung saya karena saya sudah sempat bertanya-tanya namun sekolah SMP maupun SMA sudah penuh dengan guru-guru sertifikasi.
Tapi saya tahu ibu saya mungkin malu kepada orang-orang karena saya belum bekerja, Akhirnya saya di terima di suatu sekolah SMP namun sekolah sangat jauh dari rumah saya, tepatnya pulang pergi saya menghabiskan Rp20.000/hari. Awalnya saya berfikir mungkin ini sudah jalan Tuhan karena pertama saya datang di sekolah itu saya di sambut baik oleh Ibu kepala sekolahnya, Namun setelah sebulan saya menjalaninya, saya melihat banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan hati saya, salah satunya cara putar lidah kepala sekolah saya mengenai honor dan sikap kepala sekolah saya yang memandang enteng kami honorer dengan selalu marah-marah.
Akhirnya 2 bulan kemudian saya menerima gaji pertama saya dengan jumlah Rp125.000 per bulan. Sejujurnya saya tidak merasa keberatan jika tenaga saya saat mengajar tidak di bayar tapi setidaknya setengah dari ongkos jalan saya bisa terbalik, tapi tidak ada toleransi dari sekolah, dan akhirnya saya berhenti. Saya berhenti karena saya kasihan kepada ayah saya, karena dia masih harus bekerja menambah uang jalan saya. Sejujurnya saya tidak ingin lagi membebani orang tua saya, sudah cukup 4 Tahun sekarang saatnya saya yang mencari uang.
Setelah selesai kuliah saya bertekat mencari pekerjaan sendiri, namun karena saya tidak memiliki uang sepeserpun di tangan jadi saya masih menetap di rumah menunggu sampai papa saya memberikan saya uang, namun tanpa saya sadari ibu saya memperhatikan saya di pikirnya saya tidak mencoba untuk mencari pekerjaan, sehingga ibu saya tidak tahan melihat saya di rumah dia mencoba membawa saya di sekolah untuk menjadi honorer, memang saya juga mempunyai niat untuk menjadi honorer tapi tidak di kampung saya karena saya sudah sempat bertanya-tanya namun sekolah SMP maupun SMA sudah penuh dengan guru-guru sertifikasi.
Tapi saya tahu ibu saya mungkin malu kepada orang-orang karena saya belum bekerja, Akhirnya saya di terima di suatu sekolah SMP namun sekolah sangat jauh dari rumah saya, tepatnya pulang pergi saya menghabiskan Rp20.000/hari. Awalnya saya berfikir mungkin ini sudah jalan Tuhan karena pertama saya datang di sekolah itu saya di sambut baik oleh Ibu kepala sekolahnya, Namun setelah sebulan saya menjalaninya, saya melihat banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan hati saya, salah satunya cara putar lidah kepala sekolah saya mengenai honor dan sikap kepala sekolah saya yang memandang enteng kami honorer dengan selalu marah-marah.
Akhirnya 2 bulan kemudian saya menerima gaji pertama saya dengan jumlah Rp125.000 per bulan. Sejujurnya saya tidak merasa keberatan jika tenaga saya saat mengajar tidak di bayar tapi setidaknya setengah dari ongkos jalan saya bisa terbalik, tapi tidak ada toleransi dari sekolah, dan akhirnya saya berhenti. Saya berhenti karena saya kasihan kepada ayah saya, karena dia masih harus bekerja menambah uang jalan saya. Sejujurnya saya tidak ingin lagi membebani orang tua saya, sudah cukup 4 Tahun sekarang saatnya saya yang mencari uang.
#MeiMun_IG
Komentar