Tepatnya kelas 3 SMP saya berkenalan dengannya karena saat itu kami di tempatkan satu kelas, dia adalah teman terbaik bagi saya saat itu, βmengapa saya katakan saat itu!!β karena sekarang persahabatan kami tak seindah dulu. saat itu dia adalah sahabat yang bisa menjadi inspirasiku, aku selalu berbagi cerita dengannya, kami berdua memiliki banyak kesamaan dari segi kepribdian, kami tipe cewe yang pemalu dan kurang percaya diri, hahahaβ¦
Setelah lulus SMP kami berniat masuk SMA yang sama, dan akhirnya kami memang SMA bersama, tapi sayangnya hanya dua semester saja atau tepatnya kelas 1, ketika masuk kelas dua dia pindah sekolah.
Dua bulan di kelas dua saya merasa kesepian, dan saya sering menangis dirumah,! Yaa hampir setiap hari saya menangis, saya menangis karena dia pindah sekolah tidak memberitahu pada saya, padahal kami sudah berjanji ketika masuk kelas dua kami akan mengambil jurusan yang sama, karena pada kelas satu kami di tempatkan di kelas berbeda.
Saya merasa sangat kehilangan sekali saat itu, bagi saya dia bukan lagi orang lain tapi saudaraku, βmakanya saat itu saya sempat membuat satu katmut, sahabat sejatih adalah mereka yang tidak pernah memandang sahabatnya orang lain tapi saudaranya, karena sahabat sejatih tidak memandang kekurangan sahabatnya dia tetap baik dan setia dalam kondisi apapun seperti seorang saudaraβ.
Saya merasa sedih karena saya sudah melihat dia mendaftar pada kelas yang sama dengan saya tapi sampai saat kami masuk pada pertemuan pertama pelajaran di kelas dua, dia tidak muncul juga, ; maklum saja pada saat itu saya belum mempunyai handphone jadi susah untuk berkomunikasi.
Kami berdua banyak kesamaan, salah satunya juga kami itu demam panggung, kami adalah siswa yang suka sekali belajar, β suatu ketika dia sudah mengerjakan tugas rumahnya, dan pada saat kegiatan belajar mengajar, sang guru memberi kesempatan kepada siapa yang membuat tugas untuk maju kedepan dan mengerjakan di papan tulis, saat itu dia sangat suka sekali untuk membuatnya tapi dia merasa tidak berani, yaah biasa demam panggung, dia pun memanggil saya untuk melihatnya dan saya pun memberi semangat kataku β kamu bisa, kamu pandai, jawaban kamu benarβ cobalah,,, begitupun sebaliknya ketika saya yang membutuhkan semangat.
Perbedaan kami yaitu dia anak seorang guru dan orang tuanya memiliki ekonomi yang lebih, sedangkan saya dari keluarga pas-pasan. Teman saya itu orang tuanya mempunyai pohon cingke !,, saya ingat ketika mereka panen cingke dia sering memberikan saya uang bahkan dia sering mentraktir saya makan, dia juga sering memberikan pakaian rok gereja kepada saya. Tapi saya tidak pernah memberikan dia apa-apa ο yahh karena saya tidak punya apa-apa .
Saya mengetahui alasan dia pindah sekolah saat kelas tiga, saat itu saya sudah punya handphone, hehehe..
Memang saya akui jarak rumahnya dengan sekolah kami luar biasa jauh dan kendaraan sangat kurang juga saat itu, anak-anak yang bersekolah di sekolah kami juga sangat kurang, βmungkin itu juga alasan sehingga orang tuanya memindahkan dia kesekolah lain.
Saya berharap kami bisa bertemu dan bersahabat kembali.
Setelah saya masuk perguruan tinggi tanpa disengaja kos-kosan kami itu berdepanan, saya sangat senang saat itu pertama kali saya bertemu dengannya setelah terpisah dari kelas dua SMA, diapun sering mengajak saya ke kosnya, namun ketika saya melihat di setiap dinding kamarnya ada begitu banyak βfoto-foto dia dan teman-temannya, saya melihat dia begitu bahagia memiliki teman-teman baru, dia juga sering bercerita tentang teman-teman barunya. Aku hanya bisa tersenyum sambil mendengarnya namun dalam hatiku sedih, karena hanya aku saja yang merasa kehilangan saat dia pergi.
Untuk sahabatku, Terima kasih karena sudah pernah mengisih lembaran kosong kisah hidupku, dan maaf karena aku tidak mampu menjadi sahabat yang mampu kau kenang.
Bagiku Sahabat sejatih adalah sahabat yang mampu menjadi saudara, dan tidak pernah bertengkar dalam hal apapun, walaupun sudah tidak bersama, namun ketika bertemu tidak pernah berubah baik sikap maupun sifat.
#I Miss You
#I Miss You
π
Komentar